Jumat, 24 April 2015

SI KECIL PENGEKSPOR MINYAK DAN GAS DI ASIA TENGGARA


Brunei Darussalam merupakan negara kecil pengekspor minyak dan gas  di Asia Tenggara yang dapat mendorong surplus perdagangan pada negara ini hingga dapat menopang pertubuhan hingga 1,8 %. Proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto Brunei didasarkan pada asumsi pemulihan moderat pada fasilitas produksi hidrokarbon dan pertumbuhan yang berkelanjutan di seluruh sektor ekonominya. Sejak beberapa tahun terakhir, Brunei memang berupaya memperpanjang umur produktif hidrokarbon, sampai sektor lain dapat memainkan peran yang lebih besar dalam perekonomian.  Perluasan basis ekonomi adalah target pembangunan jangka panjang yang menguntungkan.
Pemerintah telah mengidentifikasi beberapa industri untuk pengembangan, seperti petrokimia terutama hilir, pariwisata, bisnis syariah termasuk produk halal dan jasa keuangan, dan layanan  teknologi informasi dan komunikasi. Proyek infrastruktur dibangun untuk mendukung upaya itu, seperti pelabuhan Pulau Muara Besar, dan kawasan industri yang didukung oleh jembatan dan jalan ke pelabuhan, perluasan bandara internasional, upgrade jaringan listrik, jaringan broadband berkecepatan tinggi ke rumah tangga, hingga situs riset dan pengembangan produk pertanian.
Brunei adalah negara dengan pasar yang relatif kecil dengan penduduk hanya 400.000 orang, sehingga pemerintah mengejar proyek berorientasi ekspor. Setelah perusahaan asing menyelesaikan pabrik US$ 450 juta untuk memproduksi dan mengekspor metanol pada 2010, Brunei telah menyetujui rencana proyek petrokimia US$ 2,8 miliar, dan kilang minyak dan aromatik cracker US$2,5 miliar, keduanya merupakan usulan dari perusahaan asing. Proyek-proyek tersebut saat ini tengah dalam proses desain dan fase rekayasa. Institusi domestik akan digandeng untuk mendorong diversifikasi ekonomi.
Harga minyak dunia yang cerah diproyeksikan menopang peningkatan penerimaan ekspor. Namun, surplus neraca transaksi berjalan akan tetap besar mengingat basis ekspor relatif besar dan pendapatan dari investasi di luar negeri negara itu. Inflasi diproyeksikan 1% selama periode proyeksi. Harga pangan global yang terkendali, subsidi domestik, dan kontrol harga akan menekan inflasi yang dapat muncul dari ekspansi permintaan domestik. Brunei juga terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, di antaranya melalui peningkatan daya saing investasi.
PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN BRUNEI DARUSSALAM
    
Sistem yang dianut oleh Negara yang mayoritas penduduknya Muslim ini adalah sistim liberal, seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai sistem liberal. Dengan jumlah pendudukan yang terhitung sedikit dan wilayah Negara yang kecil, Negara ini sangat memungkinkan dapat maksimal dalam pengaturan sistem pemerintahannya baik lingkup kewarganegaraan, sumber daya, perekonomian, hukum dan lain sebagainya.sedangkan, dengan jumlah penduduk yang relatif kecil.

Brunei Darussalam menerapkan sistem perekonomian terbuka, artinya Negara asing bebas melakukan perdagangan di Negara yang beribu-kotakan di Bandar Sri Begawan ini, sehingga laju sektor per ekonomian Negara ini banyak dikuasi oleh Negara asing terutama Cina dan Inggris.Meskipun banyak sektor asing yang menguasi laju per ekonomian di Negara ini, Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah menetapkan penguasaan sektor-sektor perekonomian oleh orang-orang asing ini harus ada yang masuk ke dalam kas Negara demi memaksimalkan asset-aset Negaranya.

Sistem ekonomi yang dianut Negara Brunei ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang sudah dibahas pada bab perkembangan system perekonomian.Jika kita lihat dari sisi negatifnya, kemampuan dan penguasaan warga negaranya terhadap ekonomi di Negaranya sendiri terbilang melemah, karena kemampuan dan pengetahuan penggunaan tekhnologi terbatas, selain itu menjamurnya industri dan perdagangan asing akan membawa kesulitan bagi masyrakat Brunei yang baru akan memulai langkahnya dalam bidang industry dan perdagangan. Sedangkan sisi positifnya, dengan pemerintahan yang jujur dan peduli dengan rakyat, maka warga Negara Brunei dapat hidup makmur dengan stabilitas perekonomian yang selalu terjaga.

Pengertian konsep ekonomi liberal menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1.      Menurut Adam Smith Salah satu tokoh penemu ekonomi klasik, ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami." Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut. Sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak ke arah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang  bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
2.      Menurut Niccolo Machiavelli (Florence, 1469-1527)
Dia adalah seorang tokoh liberal terbaik yang dikenal dengan pendapatnya, II Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi politis yang mendukung pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi kekuasaan, perlindungan milik perorangan, dan pengekangan  pembelanjaan pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia menulis secara ekstensif pada kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang  penting sebagai kepemerintahan yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan individu masih perlu dilindungi oleh legitasi serta regulasi yang baik dari  pemerintah. Dan bahwa orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang segala ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya tersendiri. Dia berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam  pelajaran politis dan mengutamakan kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.
3.      Menurut Desiderius (Belanda, 1494-1536)
Dia adalah seorang tokoh liberal yang dikenal sebagai orang yang  berperikemanusiaan. Dia berkata bahwa masyarakat Erasmusian melintasi Eropa sampai pada taraf tertentu sebagai jawaban atas pergolakan reformasinya. Ia berhadapan dengan kebebasan berkehendak. Dalam karyanya De Libero Arbitrio Diatribe Sive Collatio (1524), ia meneliti dengan kepintaran dan kejeniusannya untuk menghapus keterbatasan hidup sebagai  pernyataan atas kebebasan manusia.

Ciri-ciri Ekonomi Liberal
Ciri-ciri dari ekonomi liberal adalah sebagai berikut:
1.      Setiap orang bebas memiliki sumber-sumber produksi termasuk barang modal.
2.      Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.
3.  Pemerintah tidak melakukan intervensi (campur tangan) secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
4. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
5.      Timbul persaingan dalam masyarakat yang dilakukan secara bebas, terutama aktivitas ekonomi dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau laba.
6.  Oleh karena persaingan bebas, modal menjadi berperan penting dalam kegiatan ekonomi.
7.   Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar dan pasar merupakan dasar dari setiap tindakan ekonomi.
  
Dari ciri-ciri yang disebutkan di atas, ada beberapa nilai postif (kebaikan) dan negatif (kelemahan)  dari Negara yang menganut sistem ekonomi liberal ini.

Kebaikan Ekonomi Liberal
1.   Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
2.    Menumbuhkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah / komando dari pemerintah.
3.  Muncul barang-barang yang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat sehingga barang yang kurang bermutu tidak akan laku di pasaran.
4.      Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif ekonomi.

Kelemahan Ekonomi Liberal
1.      Pemilik sumber daya produksi atau pemilik modal mengeksploitasi golongan pekerja. Sehingga orang kaya akan semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
2.      Monopoli yang dilakukan perusahaan dapat merugikan masyarakat.
3.      Sulit melakukan pemerataan pendapatan.
4.  Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena pengerahan sumber daya oleh individu sering salah.
5.      Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat jika birokratnya korupsi.

Sektor Ekonomi Negara Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan Negara bekas jajahan Inggris yang dikenal kaya di South East Asia (Asia Tenggara). Meskipun secara Geografis memiliki wilayah Negara yang sangat kecil, namun tidak mencerminkan Negara miskin atau tertinggal. Sebaliknya, masyarakat di Brunei Darussalam dapat menikmati kehidupan yang serba “High Class” dengan pendapatan rata-rata per-kapita US $31,000 (sekitar Rp 403.000.000,- ). Peringkat dua tertinggi se-ASEAN.

Ekonomi di Negara Brunei Darussalam di dominasi oleh industry minyak dan gas sejak 80 tahun yang lalu. Ini merupakan salah satu bisnis ekonomi yang sangat mendominasi Negara tersebut. Selain itu, Pemerintah Brunei Darussalam juga menetapkan harga pajak pendapatan atau pendapatn pribadi dengan angka yang rendah. Dan mampu memberikan banyak subsidi kepada warga negaranya. Selain mengembangkan sumber daya alamnya yang disadari semakin lama akan semakin menurun, Negara ini juga telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang akan mampu bersaing untuk kedepannya. Dengan penerapan subsidi seklah gratis hingga tingkat  Universitas. Namun,  tidak hanya sumber daya manusia yang akan dipersiapkan,

Kelebihan dan kekurangan sistem perekonomian Brunei Darussalam.
1.     Kelebihan
a.       Adanya peningkatan kesadaran dinegara ini yang menghabiskan sumber daya alam dan kebutuhan selanjutnya untuk diverifikasi ekonomi jauh dari over ketergatungan pada minyak dan gas.
b.  Rencana untuk masa depan termasuk upgrade tenaga kerja, mengurangi pengangguran , memperkuat sektor perbankan dan wisatawan dan terus memperluas basis ekonomi di luar minyak dan gas.
c.   Brunei mengimpor sekitar 80% dari kebutuhan pangan, denagn pemerintahan mensubsidi kebutuhan pokok tertentu seperti beras, gula dan susu. Pemerintah juga memberikan subsidi perumahan , listrik , air, dan minyak , serta memberikan pelayanan medis yang komprehensif dan pendidikan gratis sampai tingkat universitas.
d.    Brunei mengoperasikan sistem mata uang papan dengan dollar Brunei (B $) yang dipatok terhadap dollar Singapura. Sehingga, kedua mata uang secara hukum dipertukarkan di Brunei dan Singapura.
2.      Kekurangan
a.  Karena Brunei berkonsentrasi pada pengembangan untuk membangun ekonomi pengetahuan intensif, tampaknya memungkinkan untuk mengabaikan kelanjutan dan keterampilan outflow dari negara tersebut.
b.   Setelah kemerdekaan , salah satu prioritas pemerintah yang paling penting adalah untuk mendorong pengembangan Melayu Brunei sebagai pemimpin industri dan perdagangan.
c.    Partisipasi lokal Melayu diperlukan pada tender untuk kontrak dengan pemerintah atau Brunei Shell Petroleum. Pemilihan berdasarkan etnis pada pelaksanaan kebijakan ekonomi secara efektif menghalangi bakat orang asing muncul.
d.    Menolak kewarganegaraan pekerja asing dan penduduk Cina sehingga mereka tidak berkewarganegaraan.
Peranan pemerintahan di negara Brunei ini sangant penting dalam mempertahankan aset–aset negara yang dimiliki. Sehingga, meskipun menerapkan sistem perekonomian liberal tidak membuat negara musim ini membiarkan para penjajah merampas aset-aset dan hak penduduknya. Pemerintah sangat memperhatikan , mempedulikan kesejahteraan dan kemakmuran penduduknya.
PARA PELAKU EKONOMI di BRUNEI DARUSSALAM

Banyak diketahui bahwa Negara Brunei Darussalam menganut sistem ekonomi liberal yang mana, dengan sistem ekonomi ini perlu adanya pelaku. Di Indonesia pelaku ekonomi ada 3, yaitu koperasi, sektor swasta, sektor pemerintah. Sedangkan, di Negara Brunei dikenal ada 4 pelaku dalam sistem perekonomian yang sesuai dengan sistem liberal yang dianutnya, yaitu :

- Pasar Komoditi
-  Sektor  Swasta
- Sektor Rumah Tangga
- Pasar Faktor Produksi

Sektor pemerintah tidak termasuk dalam pelaku ekonomi di Negara penganut sistem liberal, karena sistem ekonomi yang digunakan terbuka, perdagangan bebas, maka pemerintah tidak ikut campur tangan dalam pelaksanaanya, namun tetap berkuasa atas penjagaan asset-aset Negara-nya. Hal ini demi melindungi penduduknya dari jajahan-jajahan Negara yang berdagang bebas di Negara tersebut.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRETEGI PEMBANGUNAN EKONOMI

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi dalam hal pemilihan strategi pembangunan ekonomi di setiap Negara. Karena kondisi setiap Negara adalah berbeda, maka setiap Negara harus tepat dalam menentukan strategi yang akan digunakan untuk pembangunan ekonomi di Negara. Seperti Negara Brunei dengan karakteristik Negara yang relatif kecil daratannya, namun Negara ini sangat pandai dalam memanfaatkan keadaan tersebut, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, yang akan diminati oleh Negara asing, maka brunei Darussalam menetapkan strategi dengan mengedepankan sitem ekonomi bebas, dan dari situlah penghasilan Negara guna memakmurkan penduduknya pun terwujud. Selain itu pimpinan Negara ini juga memiliki strategi yang kuat dalam mempertahankan asset-asetnya, meskipun pemerintah dalam sistem  liberal tidak ikut campur dalam hal kegiatan ekonomi.  

Faktor  – faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan tujuan yang hendak di capai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
      Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah :
·         Sumber Daya Alam
·         Jumlah dan Kualitas Penduduk
·         Modal
·         Sikap dan Mental Masyarakat

  STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DI BRUNEI DARUSSALAM

Pada tahun 1986, Pemerintah Brunei telah berupaya untuk mendiversifikasi ekonominya dari produksi hulu minyak dan gas. Prioritas untuk diversifikasi meliputi produksi pangan domestik, nilai tambah industri menggunakan sumber daya lokal (pasir silika dan tanah liat, stok ikan dan kayu hutan) dan ekowisata. Selama bertahun-tahun sektor baru ditambahkan ke sektor-sektor prioritas untuk diversifikasi ekonomi. Pemerintah telah mengintensifkan upaya diversifikasi ekonomi dengan mempromosikan industri petrokimia, pariwisata, jasa keuangan, dan pengembangan produk halal. Sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi di bidang pertanian ditingkatkan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, masalah telah diperburuk oleh runtuhnya skandal pada tahun 1998 dari Amedeo Development Corporation, terbesar konglomerat non-minyak di negara itu, dengan wahyu yang di bawah manajemen adik Sultan, Pince Jefri, yang juga Menteri Keuangan dan Kepala Badan Investasi Brunei (BIA), sebanyak $ 28 miliar dana investasi publik telah disalah gunakan, dan hilang. Kemungkinan yang ada melakukan diversifikasi ekonomi ditahan untuk tahun 1999 dan 2000, sementara pemerintah mulai pulih dari hilangnya dana Negara, namun mulai tumbuh rasa hilang kepercayaan dalam pengelolaan ekonomi. Pada tahun 2001, bagaimanapun, pemerintah telah mengumumkan serangkaian inisiatif yang menunjukkan semua itu dan siap untuk menghidupkan kembali usaha-usaha pembangunan di kedua sektor  minyak dan sektor non-minyak bumi. Pada bulan Maret, Global Everygreen, badan pemerintah, mengumumkan bahwa semua utang dari Amedeo Perusahaan telah diselesaikan out-of-pengadilan, dan itu artinya mengambil alih sejumlah proyek Amedeo dengan tujuan menyelesaikan segala urusan. Kemudian pada tahun 2001, pemerintah menciptakan Brunei Economic Development Board (BEDB) yangdibebankan tegas dengan melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mendorong investasi dalam negeri dan menarik investasi asing yang akan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Brunei. Sebagai kepala BEDB, efektif Juli 2002, pemerintah menunjuk John A. Perry, seorang warga Inggris yang baru-baru ini menjadi managing director untuk Totalfina Elf di Asia.

Selama bertahun-tahun hampir semua daerah di Negara Brunei eksplorasi minyak dan gas, pengembangan, pengolahan dan perdagangan dilakukan oleh Brunei Shell Petroleum Corporation (BSP), perusahaan patungan 50-50 dari pemerintah dan Royal Dutch / Shell. Pada bulan November 2001, Sultan Bolkiah mengumumkan pembentukan sebuah perusahaan minyak nasional yang sepenuhnya dimiliki pemerintah, the Brunei National Petroleum Company Sendirian Berhad—PetroleumBRUNEI ,untuk jangka pendek yang akan "memainkan peran yang lebih aktif dalam eksplorasi dan pengembangan minyak bumi. " Pemerintah juga mengumumkan bahwa dalam Kontrak Bagi Hasil di masa mendatang (PSC) akan menggantikan konsesi di sektor minyak dan gas. Pada tahun 2002, dua PSC yang dicapai dengan konsorsium yang mencakup perusahaan-perusahaan Australia, Perancis, Jepang, dan Amerika, dan hanya satu yang termasuk Royal Dutch / Shell, untuk pertamadibuka di Zona Ekonomi Eksklusif Brunei. Dua konsesi BSP adalah untuk pembaharuan pada tahun 2003, dimana pemerintah dapat menggunakan moment tersebutsebagai kesempatan untuk memperkenalkan lebih banyak pemain baru.

Sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi di bidang pertanian ditingkatkanuntuk menjaga ketahanan pangan nasional. Pada bulan Juli 2009, Sultan Bolkiah meresmikan panen Beras Laila - varietas padi produksi Brunei, yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan pangan negara. Selama bulan yang sama, Brunei meluncurkan merek internasional halal yang dikembangkan oleh Departemen Perindustrian dan Sumberdaya Primer, yang akan membangun reputasi Brunei kepatuhan terhadap norma-norma Islam dalam pengolahan makanan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Inisiatif pembangunan ekonomi Brunei telah terstruktur dalam hal serangkaian Rencana Pembangunan Nasional. Dua pengusaha tradisional utama adalah pemerintah, yang menyerap sekitar setengah tenaga kerja, dan Brunei Shell Petroleum. Upaya pengembangan untuk non-minyak, sektor non-negara dan potensi untuk meningkatkan investasi asing telah dibatasi oleh pasar domestik yang kecil, kekurangan tenaga kerja terampil, dan biaya tenaga kerja dan transportasi yang relatif tinggi. Rencana pembangunan nasional untuk 1986-1990 (kelima) adalah, seperti yang berikutnya, berkaitan dengan diversifikasi ekonomi dalam rangka untuk mempersiapkan waktu ketika cadangan minyak dan gas akan habis. Ini menekankan pembangunan sektor pertanian untuk mengurangi ketergantungan negara pada makanan impor. Proyek-proyek pembangunan industri difokuskan pada industri ringan, tetapi juga termasuk tanaman untuk produksi semen dan beton pracetak. Industri jasa didorong, terutama perbankan dan keuangan, dengan harapan mengembangkan Brunei menjadi pusat keuangan internasional. Pembentukan bank pembangunan juga peringkat tinggi dalam agenda pemerintah.

Rencana pembangunan nasional keenam (1991-1995) memberikan penekanan khusus untuk merangsang pertumbuhan sektor swasta, untuk mempromosikan sumber daya manusia dan pengembangan industri. Alokasi anggaran terbesar adalah untuk layanan sosial (29,3%), dengan persentase yang sama untuk utilitas publik dan transportasi dan komunikasi (20% masing-masing), 10% dialokasikan untuk perdagangan dan industri, dan sekitar 7% kepada pasukan keamanan. Program ambisius rencana pembangunan nasional ketujuh untuk 1996-2000 untuk mencapai diversifcation melalui peningkatan privatisasi, dan investasi domestik dan asing hancur dalam pukulan ganda dari krisis keuangan Asia pada tahun 1997 dan runtuhnya skandal dari Amedeo Corporation, investasi unggulan Brunei konglomerat, pada tahun 1998. Sebagian besar sisanya ini periode rencana ini dihabiskan pulih dari dampak hilangnya dana dan hilangnya kepercayaan bisnis. Rencana pembangunan nasional kedelapan (2001-2005) telah menambahkan eksploitasi lebih agresif dan bergerak dari sektor minyak dan gas untuk perhatian abadi dengan diversifikasi di luar sektor ini. Pada akhir 2001, pemerintah mengumumkan bahwa tambahan $ 1 milyar akan tersedia untuk proyek-proyek pembangunan pada tahun 2002.


PETA PEREKONOMIAN NEGARA BRUNEI DARUSSALAM
KEADAAN GEOGRAFIS BRUNEI DARUSSALAM

Dengan luas wilayah : 5,765 kilometer persegi. Brunei Darussalam terletak di kawasan Asia Tenggara di pantai Barat Laut Kalimantan bagian Utara, antara 114’05” dan 115’22” Bujur Timur serta 4’02” serta 5’03” Lintang Utara, berada 443 kilometer di sebelah utara Equator atau garis khatulistiwa.  Panjang pesisir pantai membentang sepanjang 130 kilometer berhadapan langsung dengan Laut China Selatan.

Wilayah daratan Brunei terpisah menjadi dua bagian, dimana satu bagian di Barat, yang terdiri dari daerah Brunei-Muara, Tutong dan Belait, dan satu bagian lagi di Timur, yang terdiri dari Temburong, yang dipisahkan oleh perairan Teluk Brunei dan Wilayah Limbang yang masuk ke dalam Negara Bagian Sarawak, Malysia , yang berbatasan langsung dengan seluruh wilayah darat Brunei. Topografi daratan Brunei umumnya terdiri dari bukit-bukit rendah, hutan-hutan payau/rawa dan lembah- lembah.

Dengan lahan seluas 5.765 km persegi, berbatasan dengan Sawarak umum negara Malaysia timur yang membagi Brunei Darussalam menjadi dua yaitu bagian timur adalah kabupaten Temburong sementara bagian barat terdiri dari distrik Brunei-Muara, Tutong dan Belait. 570=sq-km Brunei-Muara dimana ibukota Bandar Sri Begawan terletak  dan yang terkecil tetapi yang paling penting dan terdapat di empat kabupaten.


Tutong terbesar ketiga, adalah rumah bagi kelompok pribumi seperti Tutong, Suku Kedayan,Dusun, dan Iban. Belait , pusat industri minyak dan gas, sekitar 100 km dari ibu kota. Dataran rendah perbukitan, dataran berawa dan lembah aluival mendominasi kabupaten Brunei-Muara, titong dan Belait di bagian barat yang lebih besar dari kesultanan. Daerah pegunungan berlimpah di distrik timur Temburong , yang memiliki lahan seluas 1.288 km persegi.

GDP                                         : US$4.5 billion
Population                              : Approx. 350.000
GDP per capita                          : US$14,240
Annual Growth                         : 5%
Inflation                                  : 2%
Major Industries                    : oil and gas
Major Trading Partners              : Asean,Japan,Taiwan, and South Korea
Fact  For The Traveller Visas : Citizens of 14 countries (including Belgium,Canada, the Netherlands dan sweden) can stay 14 days without a visa : British, Malaysian, Germanand Singaporean citizens can stay 30 days without a visa. US citizns can stay up to 90 days wiyhout a visa.
Health risks                            : Dengue fever
TimeZone                               : GMT/UTC +8
Dialling Code                          : 673
Electricity                               : 220-240V,50Hz
Weights&measures      : Metric

  MATA PENCAHARIAN

            Kesultanan Inslam yang memiliki wilayah kecil ini, kaya akan minyak yang tersebar di pantai barat laut Kalimantan yang dikenal terutama karena kekayaan luar biasanya Sultan, bebas pajak, masyarakat yang disubsidi, dan fakta bahwa (statistik) penduduknya menikmati salah satu pendaptan perkapita tertinggi di dunia. Pendidikan dan biaya obat gratis, beras bersubsidi, biaya air dan listrik rendah, tarif mobil rendah, tidak ada pajak penghasilandan tidak ada PPN adalah beberapa hal yang membuat hidup jadi lebih murah di Brunei.

Brunei telah mengalami perubahan struktual yang cepat dalam periode pasca perang dari masyarakat agraris ke masyarakat setor jasa ( Frans, 1990:129-31). Pada tahun 1974 lebih dari 50% dari penduduk bekerja di sektor primer, pada tahun 1971, angka tersebut menurun menjadi 10%. Pada saat yang sama, sektor jasa tersier tumbuh dari sekitar 30% mejadi 50%, sedangkan sektor sekunder tetap pada tungkat yang sama. Bahkan, pertumbuhan sektor sekunder dari awal tahun 1970 dan seterusnya adalah disebabkan ekspansi dalam kegiatan kontruksi dan ini tidak memberikan sumbangan penting terhadap industrialisasi (Franz,1990:209). Dengan demikian perekonomian Brunei hampir seluruhnya didasarkan pada minyak dan sumber daya gas alam yang mencapai 95% dari total ekspor dan 49% dari produk domestik bruto (PDB). Selain itu GDP mencapai B$ 10,142 pada tahun 1965 namunterus tumbuh hingga B$ 77.364 pada tahun 1980, senuah hasil yang membuatnya tertinggi di dunia untuk tahun itu karena harga minyak sangat tinggi ( Irwandy,200:1). Namun Brunei terpengaruh oleh harga pasar yang rendah di dunia dan mencapai harga US$10 per barel pada awal tahun 1999 tapi sekali lagi bangkit kembali untuk harga saat ini ketika harga mencapai US$29. Dengan demikian, volatilitas sunber daya minyak sangat jelas dan ada kebutuhan untuk melakukan sesuatu tentang hal itu untuk sebuah negara yang sepenuhnya tergantung padanya.

SUMBER DAYA MANUSIA

            Populasi : 411.000 (data dari Jabatan Perancangan dan Kemajuan Ekonomi/JPKE pada Kantor Perdana Mentri, berdasarkan hasil sensus penduduk bulan juni 2011). Di Brunei, tiap warganegara yang mengenyam pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi tidak pernah dipunut biaya, akan tetapi justru diberikan uang saku dan uang trasnport oleh negara. Negara tiap bulan memberikan uang transport 45 dolar Brunei (atau populer disebut ringgit, kurs rupiah terhadap ringgit Brunei kira- kira 1 ringgit = Rp 10.000) bagi siswa menengah, sementara mahasiswa memperoleh 400 ringgit. Mahasiswa yang studi diluar negeri, misalnya di Inggris memperoleh uang transport tiap bulan 1.000 poundsterling. Sedangkan mahasiswa di kawasan ASEAN memperoleh uang transport 1.200 ringgit per bulan. Rakyat Brunei yang sakit dan dirawat dirumah sakit dibebaskan dari biaya kesehatan. Jika menurut pendapat rumah sakit harus dirujuk ke rumah sakit asing, maka negara menanggung seluruh pembiayaan itu. Negara masih menjamin pembiayaan satu orang pendamping pasien mulai dari biaya perjalanan,penginapan, biaya pengobatan, hingga biaya makan dan minum.

            Setiap keluaga di Brunei memiliki kendaraan roda empat. Negara menanggung subsidi BBM hingga 90%. Di negara Brunei begitu memanjakan rakyatnya yang berjumlah 411.000 jiwa tersebut. Sebagai negara yang baru memperoleh kemerdekaan pada 1 Januari 1984 dan kaya akan minyak, Brunei menjadi contoh menarik untuk praksis pemerintahanyang mensejahterakan rakyatnya. Karena, banyak neara yang kaya akan sumber alam termasuk ekonomi justru ekonomi dan kehidupan rakyatnya berada dalam kondisi terpuruk.

 INVERSTASI

FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. FDI bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (home country) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dimulai dimana penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%. Mengurangi ukuran dari pasar domestik FDI engganmendirikan operasi di Brunei, meskipun keuntungan yang ditawarkan oleh Kesultanan: pembebasan insentif pajak dan bea cukai  pada sektor-sektor tertentu, terutama investasi non-minyak; kebebasan investasi di semua sektor, kecuali bidang-bidang tertentu di mana partisipasi lokal diperlukan. Sejak 2011, arus masuk FDI telah tumbuh jauh.

Menurut Bank Dunia (Doing Business 2014 peringkat), Brunei peringkat ke-59 dalam hal iklim usaha, yang berarti keuntungan dari dua puluh tempat dibandingkan dengan 2013, yaitu kemajuan yang signifikan. Namun, sebuah studi dari APEC Business Adivisory Council (ABAC) yang diterbitkan pada tahun 2013 gaved keputusan campuran dalam hal iklim usaha negara dalam beberapa domain (mengutip adanya Kawasan Ekonomi Khusus, masalah birokrasi bagi investor, dll).
  
 Satu-satunya investasi asing yang telah dicapai hingga saat ini adalah penyulingan metanol sebagian dibiayai oleh Jepang Mitsubishi Gas Chemical Company. China juga hadir di sektor hidrokarbon dan proyek investasi skala besar sedang dipelajari pada akhir 2013. Pemerintah telah membuat upaya untuk diversifikasi ekonomi dan mengubah Brunei menjadi pusat perbankan serta pusat keuangan internasional lepas pantai.

Pemerintah juga menyediakan sejumlah insentif pajak untuk merangsang investasi sektor swasta. Insentif investasi mencakup pembebasan pajak korporasi sebesar 30 persen, pembebasan pajak atas bea impor pada pabrik, mesin, dan peralatan; pembebasan pajak atas bahan baku impor tidak tersedia atau diproduksi di Brunei yang ditujukan untuk produksi perintis. 
Country Comparison For the Protection of Investors
Brunei Darussalam
East Asia & Pacific
United States
Germany
Index of Transaction Transparency*
4.0
5.0
7.0
5.0
Index of Manager’s Responsibility**
2.0
5.0
9.0
5.0
Index of Shareholders’ Power***
8.0
6.0
9.0
5.0
Index of Investor Protection****
4.7
5.4
8.3
5.0



Sumber :
 -http://kabar24.bisnis.com/read/20130730/18/153952/ekonomi-brunei-darussalam-minyak-topang-pertumbuhan-pdb-18
-http://www.bimbingan.org/kelebihan-dan-kekurangan-dari-sistem-perekonomian-di-brunai-darussalam.htm
- http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/10/14/brunei-dan-kebijakan-diversifikasi-ekonomi-600527.html